Syair: Sistem Kepercayaan Manusia pada Masa Pra Aksara

Sistem Kepercayaan Manusia pada Masa Pra Aksara - Hallo sahabat puisi,pengertian dari syair dan contoh ragam syair,pengertian syair dan pantun pengertian puisi syair serta pengertian dan contoh syair Panahranah, Puisi, baca lagi di Pengertian syair Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Sistem Kepercayaan Manusia pada Masa Pra Aksara, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Kelas X Wajib, Artikel Sejarah Indonesia, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Sistem Kepercayaan Manusia pada Masa Pra Aksara
link : Sistem Kepercayaan Manusia pada Masa Pra Aksara

Baca juga: sapiens, Pengertian syair


Sistem Kepercayaan Manusia pada Masa Pra Aksara

Seiring dengan perkembangan kemampuan berpikir, manusia pra aksara mulai mengenal adanya kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan yang ada dari luar dirinya. Adanya kepercayaan bahwa ada kekuatan dari luar dirinya mendorong manusia pra aksara mendekatkan diri dengan kekuatan itu.

Manusia pra aksara mulai mengadakan berbagai upacara-upacara, berupa upacara pemujaan, upacara kematian ataupun upacara ritual lainnya. Hal ini dibuktikan dari hasil peninggalan manusia pra aksara yang berhasil ditemukan, seperti lukisan pada dinding goa-goa yang ada di Sulawesi Selatan.

Berbagai upacara kepercayaan yang awalnya hanya berkaitan dengan leluhur, kemudian berkembang berkaitan dengan mata pencarian. Seperti halnya sedekah laut, yang banyak berkembang dikalangan para nelayan. Tujuan mungkin semacam keselamatan apabila akan berlayar jauh, atau saat memulai pembuatan perahu. Hingga akhirnya sistem kepercayaan nenek moyang ini masih dapat kita jumpai dibeberapa daerah.

Berikut ini kita akan menelaah bagaimana sistem kepercayaan manusia zaman pra aksara, yang menjadi nenek moyang kita.

1. Animisme
Animisme merupakan kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Manusia pra aksara percaya bahwa roh nenek moyang masih berpengaruh terhadap kehidupan yang ada di dunia. Sehingga agar tidak diganggu oleh roh jahat, mereka mengadakan sesajian terhadap roh-roh tersebut.

2. Dinamisme
Dinamisme merupakan kepercayaan kepada sesuatu benda yang dipercayai memiliki tenaga atau kekuatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan terhadap manusia. Dengan adanya benda-benda yang memiliki kekuatan tersebut diyakini dapat menolong mereka. Kekuatan itu umumnya terdapat pada benda-benda, seperti; keris, patung, pohon, tombak, dll. Sehingga dilakukanlah ritual untuk mendapatkan kekuatan dari benda-benda tersebut.

3. Totemisme
Berkembang pula pada masa manusia pra aksara yang disebut dengan Totemisme. Kepercayaaan Totemisme ialah kepercayaan terhadap hewan tertentu yang dianggap suci dan memiliki kekuatan. Adapun hewan yang dianggap suci ialah ular, sapi, harimau, dll. 

Adajuga hewan yang dianggap suci berasal dari seseorang yang memimpikannya. Sehingga orang yang memimpikan binatang tertentu patang makan daging hewan itu atau membunuhnya.

Dengan adanya kegiatan upacara tersebut mereka mendirikan batu-batu besar sehingga masa ini melahirkan tradisi megalitik atau zaman batu besar. Perwujudan kepercayaan itu menghasilkan suatu karya seni yang indah, seperti:

Menhir
Menhir merupakan tugu batu yang utuh maupun yang sudah diubah bentuknya yang diletakkan pada posisi berdiri tegak di atas tanah baik yang disusun secara tunggal (monolith) ataupun secara berkelompok (biasanya membentuk pola; lingkaran, persegi empat, bujur sangkar). Menhir digunakan sebagai media untuk penghormatan, menampung kedatangan roh, dan sekaligus sebagai lambang mereka yang sudah mati.

Istilah Menhir berasal dari bahasa Inggris lama (Breton language); Maen artinya batu dan hir berarti panjang. Ukuran Menhir sangat bervariasi, seperti di sekitar Mangkik (Jawa Tengah) menhir yang terkecil memiliki ukuran lebih kurang 0,40 meter.
Gambar. Menhir yang terletak di Limapuluh Koto, Sumatera Barat
Sumber. 4.bp.blogspot.com/-ksjsIss09M/s1600/menhir.jpg

Di Indonesia Menhir banyak ditemukan di wilayah Bali, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sumatera Barat dan daerah-daerah lainnya.

Dolmen
Dolmen ialah meja yang terbuat dari batu untuk meletakkan sesaji yang dipersembahkan kepada roh nenek moyang. Dolmen banyak ditemukan di Asia, Afrika dan Eropa.
Gambar. Dolmen 

Sumber. https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/f910ce1348cc47f074--county-clare-ancient-ruins.jpg

Sarkofagus
Sarkofagus adalah batu besar yang dipahat yang berbentuk seperti lesung, terdiri dari dua keping yang ditangkupkan menjadi satu. Berfungsi untuk tempat mayat.
Gambar. Sarkofagus Raja Sidabutar di Tomok, Samosir

Sumber. Dokumentasi Pribadi 

Peti Kubur Batu
Peti kubur batu secara kegunaannya sama dengan sarkofagus yaitu untuk menguburkan mayat. Berbeda hanya dari cara membuatnya.
Gambar. Dolmen 

Sumber. https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/cd/county-clare-ancient-ruins.jpg

Punden Berundak
Punden berundak ialah bangunan berupa susunan batu berundak. Biasanya jumlah susunannya ada  3 tingkatan. Digunakan untuk upacara pemujaan.

Waruga
Waruga merupakan kubur batu yang berbentuk kubus, terbuat dari batu utuh. Waruga banyak ditemukan di daerah Sulawesi.
Gambar. Waruga di Sulawesi

Sumber. 3.bp.blogspot.com/-wxzkdf4mr5m/cls/s1600/waruga.jpg

Hasil dari peninggalan kebudayaan leluhur nenek moyang kita merupakan aset yang berharga nilainya, untuk itu merupakan kewajiban kita sebagai penerus generasi untuk melestarikannya. 

Salam Jas Merah!

oOo



Demikianlah Artikel Sistem Kepercayaan Manusia pada Masa Pra Aksara

Sekianlah artikel Sistem Kepercayaan Manusia pada Masa Pra Aksara kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Sistem Kepercayaan Manusia pada Masa Pra Aksara dengan alamat link Sapiens
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Related Post
Kelas X Wajib,Sejarah Indonesia